Jumat, 24 April 2015

Poco Poco

POCO POCO
da senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur ge

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

Tari poco-poco adalah tarian yang relatif mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, sering juga kita melihat, tari poco-poco dijadikan semacam senam oleh murid-murid sekolah di Indonesia.
Gerakan dasar tari poco-poco relatif mudah. Dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke empat penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, tari poco-poco telah berkembang sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka macam. Sahabat mungkin sudah pernah mendengar berbagai versi iringan musiknya, dari dangdut, house music (disko), juga cha-cha.
Olahraga hingga Hiburan Tentara

Selain untuk olahraga, musiknya yang ceria membuat poco-poco sering digunakan pada berbagai macam event yang ada. Beberapa kalangan memanfaatkan poco-poco sebagai alat penghubung dan pengerat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara asing. Bahkan, katanya, sebelum menjadi populer seperti saat ini, poco-poco juga sering dibawakan oleh pasukan tentara yang bertugas di Ambon sebagai alat untuk memperkuat persatuan. Poco-poco ditarikan sebagai salah satu cara menghibur diri pula ketika bertugas.
Keragaman ini mungkin disebabkan oleh kemudahan poco-poco dalam ditarikan. Tidak seperti tarian tradisional lainnya. Dan, terlepas dari semuanya, hal paling penting yang ingin didapatkan dari tari poco-poco ini adalah rasa gembira serta perasaan yang lebih segar.
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama. Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan nama Dansa Yo Dansa. Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam Poco-Poco. Asal Usul Penamaan Poco-Poco : Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini. Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan, Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu Poco-Poco yang berbunyi: Balenggang pata pata Ngana pe goyang pica pica Ngana pe bodi poco poco Cuma ngana yang kita cinta Cuma ngana yang kita sayang Cuma ngana suka bikin pusing Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti: Jalan berlenggak lenggok Goyangan badanmu gemulai Bentuk tubuhmu indah berisi Hanya kamu yang aku cinta Hanya kamu yang aku sayang Hanya kamu suka buat aku pusing Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh penyanyi terkenal, Yopie Latul. Gerakan Tarian Poco-Poco Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula. Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music (disko) sampai cha-cha. Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya yang membentuk tanda salib. Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan media-media online di sana. Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian dilupakan.

Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ

1 komentar:

  1. Casino | JTG Hub
    Casino Games 여주 출장안마 | Casino. The best in entertainment, hospitality and more at 세종특별자치 출장샵 JTG Hub. 파주 출장마사지 Experience our 의왕 출장마사지 casino-style slots and table games, 평택 출장안마 and more! From video slots to live

    BalasHapus