Tari poco-poco adalah tarian yang relatif mudah sehingga sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, sering juga kita melihat, tari poco-poco dijadikan semacam senam oleh murid-murid sekolah di Indonesia.
Gerakan dasar tari poco-poco relatif mudah. Dua langkah kecil ke kanan, kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang, kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke empat penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, tari poco-poco telah berkembang sehingga memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi beraneka macam. Sahabat mungkin sudah pernah mendengar berbagai versi iringan musiknya, dari dangdut, house music (disko), juga cha-cha.
Olahraga hingga Hiburan Tentara
Selain untuk olahraga, musiknya yang ceria membuat poco-poco sering digunakan pada berbagai macam event yang ada. Beberapa kalangan memanfaatkan poco-poco sebagai alat penghubung dan pengerat hubungan diplomasi antara Indonesia dengan negara asing. Bahkan, katanya, sebelum menjadi populer seperti saat ini, poco-poco juga sering dibawakan oleh pasukan tentara yang bertugas di Ambon sebagai alat untuk memperkuat persatuan. Poco-poco ditarikan sebagai salah satu cara menghibur diri pula ketika bertugas.
Keragaman ini mungkin disebabkan oleh kemudahan poco-poco dalam ditarikan. Tidak seperti tarian tradisional lainnya. Dan, terlepas dari semuanya, hal paling penting yang ingin didapatkan dari tari poco-poco ini adalah rasa gembira serta perasaan yang lebih segar.
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Tarian Poco-Poco adalah
jenis tarian modern asli Indonesia yang kemudian banyak dijadikan
sebagai gerakan dasar pada senam irama. Tarian ini mengambil unsur-unsur
gerakan tarian dari berbagai daerah di Indonesia. Oleh karena itu pada
tarian ini dapat kita jumpai gerakan seperti melempar lembing, melepas
panah dan sebagainya karena memang gerakan-gerakan tersebut banyak
terdapat pada tarian-tarian daerah di Indonesia. Tarian Poco-Poco mulai
populer di awal tahun 2000-an. Pada awalnya, tarian Poco-Poco hanya
dikenal di lingkungan TNI dan POLRI sebagai gerakan untuk senam irama.
Tarian Poco-Poco lalu mulai mendapatkan tempatnya di hati masyarakat
pada saat stasiun televisi TVRI Jakarta mulai menyiarkan program dengan
nama Dansa Yo Dansa.
Tarian ini diiringi oleh lagu yang berasal dari Maluku yang juga
berjudul Poco-Poco. Lagu Poco-Poco diciptakan oleh pencipta lagu
berkebangsaan Indonesia asli Ambon yang bernama Arie Sapulette dan
dinyanyikan oleh penyanyi ternama kala itu bernama Yopie Latul. Kaset
atau CD lagu Poco-Poco pun disertai dengan gambar gerakan senam
Poco-Poco.
Asal Usul Penamaan Poco-Poco :
Ada cerita unik tersendiri di balik terciptanya lagu Poco-Poco ini.
Semua berawal dari sebuah pesta dan jamuan makan yang dihadiri oleh sang
pencipta lagu, Arie Sapulette. Kala itu, Arie Sapulette terpikat pada
seorang gadis yang sedang membawakan tarian tradisional daerah Yospan,
Papua dan Wayase, Ambon. Spontan ia pun membuat sebuah lirik lagu dari
melodi gendang yang mengiringi tarian sang gadis tersebut. Dan
keterpikatannya pada gadis tersebut pun tercermin dari lirik lagu
Poco-Poco yang berbunyi:
Balenggang pata pata
Ngana pe goyang pica pica
Ngana pe bodi poco poco
Cuma ngana yang kita cinta
Cuma ngana yang kita sayang
Cuma ngana suka bikin pusing
Yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti:
Jalan berlenggak lenggok
Goyangan badanmu gemulai
Bentuk tubuhmu indah berisi
Hanya kamu yang aku cinta
Hanya kamu yang aku sayang
Hanya kamu suka buat aku pusing
Arie Sapulette begitu terpikat dengan kegemulaian dan kelincahan gadis
penari tersebut dalam membawakan tarian sehingga secara spontan ia
megeluarkan kata poco poco. Dan sejak saat itu, tarian dengan melodi
rentak gendang seperti yang dibawakan oleh gadis tersebut dinamakan Tari
Poco-Poco. Setelah Arie pindah ke Jakarta pada tahun 1995, lagu yang ia
gubah tersebut mulai populer ke seluruh Indonesia dan dinyanyikan oleh
penyanyi terkenal, Yopie Latul.
Gerakan Tarian Poco-Poco
Gerakan dasar Tari Poco-Poco relatif cukup mudah sehingga sangat
digemari oleh masyarakat. Bahkan, saking digemarinya, Tari Poco-Poco
lalu dijadikan semacam senam irama oleh murid-murid sekolah di
Indonesia. Gerakan tarian Poco-Poco adalah dua langkah kecil ke kanan,
kembali ke tempat, lalu mundur satu atau dua langkah ke belakang,
kemudian maju ke depan sambil berputar. Begitu seterusnya, gerakan
tersebut diulang-ulang. Prinsipnya adalah memutar tubuh ke seluruh
penjuru mata angin lalu kembali ke tempat semula.
Saat ini, Tarian Poco-Poco telah berkembang dengan pesat sehingga
memiliki sekitar 50 variasi gerakan. Iringan musiknya pun menjadi
beraneka ragam, dari iringan musik Poco-Poco versi dangdut, house music
(disko) sampai cha-cha.
Kontroversi Pengharaman Tarian Poco-Poco di Malaysia
Beberapa waktu yang lalu, Tarian Poco-Poco kembali mendapat perhatian
luas setelah pernyataan sepihak negara tetangga kita yang memfatwakan
haramnya Tarian Poco-Poco ini. Dalam pernyataan tersebut dikatakan bahwa
Tarian Poco-Poco bukanlah berasal dari Indonesia melainkan dari
Philipina. Tarian ini juga dikatakan ditarikan oleh umat Kristiani di
sana sebagai prosesi ibadah mingguan yang tercermin dalam gerakannya
yang membentuk tanda salib.
Namun fatwa haram tersebut sebenarnya sangat tidak berdasar. Dikatakan
sangat tidak berdasar karena menilik sejarah dan asal-usulnya, tarian
ini adalah jelas tarian asli dari budaya Indonesia. Dibuktikan dengan
tarian ini sudah ditarikan sejak lama terutama di daerah Timur
Indonesia. Gerakan yang dibuat pun sama sekali tidak membentuk tanda
salib melainkan membentuk delapan penjuru mata angin. Selain itu, fatwa
tersebut tidak datang dari badan resmi yang boleh mengeluarkan fatwa
halal haram melainkan dari oknum tidak bertanggung jawab yang
menyampaikan pesan tersebut melalui pesan berantai dalam email. Dari
email tersebut, pesan ini kemudian meluas melalui blog-blog pribadi dan
media-media online di sana.
Untungnya fatwa haram tersebut tetap tidak dapat menghentikan
perkembangan Tarian Poco-Poco yang kini juga mulai populer ke berbagai
penjuru belahan dunia. Terbukti kini Tarian Poco-Poco mulai populer di
Negara-Negara Eropa seperti Swedia, Belanda, Jerman dan lainnya. Namun
sayangnya kini Tarian Poco-Poco lambat laun mulai kehilangan
kepopulerannya di tempat asalnya sendiri, Indonesia. Terbukti generasi
muda kini justru lebih menyukai tarian asing seperti breakdance dan
tarian bernuansa hip-hop lainnya. Padahal sudah sepantasnya bagi kita
sebagai pemilik tarian ini untuk melestarikannya agar tidak kemudian
dilupakan.
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ
Casino | JTG Hub
BalasHapusCasino Games 여주 출장안마 | Casino. The best in entertainment, hospitality and more at 세종특별자치 출장샵 JTG Hub. 파주 출장마사지 Experience our 의왕 출장마사지 casino-style slots and table games, 평택 출장안마 and more! From video slots to live